Bandung, Nuansasinar.com-Manusia adalah makhluk sosial, dan karena itu pembanding. Sejak usia dini, anak hidup dalam situasi perbandingan kebiasaan.
Di masa kanak-kanak,terkadang kebiasaan membandingkan sering mendengar bahwa anak laki-laki ini berperilaku lebih baik, dan anak perempuan ini sudah membaca.
Di usia sekolah kebiasaan kami terus dibandingkan berdasarkan prestasi akademik, sosialisasi, dan pengasuhan kami.
Perbandingan adalah salah satu operasi logis berpikir yang paling penting, memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang fenomena dunia tertentu, termasuk seseorang dan, khususnya, diri kita sendiri.
Kemampuan untuk membandingkan secara evolusi melekat pada orang yang sehat, memungkinkan dia untuk menghubungkan beberapa objek satu sama lain, untuk melihat persamaan dan perbedaannya.
Sejak usia tertentu, kita sendiri mulai membandingkan orang satu sama lain. Misalnya, salah satu teman sekelas kita mungkin karena alasan tertentu lebih dekat dan lebih berharga bagi kita, sedangkan yang lain kurang begitu berharga.
Baca Juga: Cara Menjaga Kulit Tetap Muda dan Sehat
Ada lebih dari cukup alasan untuk perbandingan kami percaya bahwa seseorang berpakaian lebih baik, seseorang lebih sukses dalam kariernya, seseorang lebih populer di masyarakat, seseorang lebih karismatik, seseorang lebih beruntung, dll. Dan ini benar-benar normal.
Membandingkan dengan orang lain dapat memiliki banyak konsekuensi, baik positif maupun negatif. Di antara yang positif misalnya pemahaman bahwa kita punya ruang untuk berkembang dan tumbuh. Di antara yang negatif adalah kecemasan, iri hati, kebencian, dll.
Artikel Terkait
Jadwal Manggung Wayang Golek Yogaswara Sunandar, Edisi Desember 2022!
Debut Kawih Pop Sunda Nilah Fauzista, Karya Unggulan Wahyu Roche
Vihara Kosong, Beberapa Biksu Thailand Positif Gunakan Narkoba
7 Caption Hari Aids 2022 yang Menyentuh atau World AIDS Day
Cara Menjaga Kulit Tetap Muda dan Sehat