Kesiapan Warga Penghayat Kepercayaan Pasir Pogor Menuju 1 Suro

- Senin, 10 Juli 2023 | 20:27 WIB
Penghayat Kepercayaan Budi Daya (Dang Gun Gun)
Penghayat Kepercayaan Budi Daya (Dang Gun Gun)

Nuansasinar.Com-Penghayat Kepercayaan Budi Daya Pasir Pogor berkumpul, mengadakan acara diskusi untuk perencanaan acara dalam memperingati acara 1 Suro atau yang disebut suro-an, mereka berkumpul di sebuah bangunan yang disebut pasarean.

Suro-an adalah tradisi turun temurun yang dilaksanakan pada bulan Suro dalam penanggalan Jawa. Suro merupakan bulan pertama dalam sistem penanggalan Jawa atau memperingati Tahun Saka.

Berkumpulnya Penghayat Kepercayaan Budi Daya Pasir Pogor di pasarean, adalah atas dasar kesepakatan warga penghayat Budi Daya di wilayah Pasir Pogor yang awalnya hanya dihadiri oleh warga di wilayah tersebut, tetapi pada kali ini acara diskusi untuk memperingati 1 Suro atau Sura di wilayah Pasir Pogor. 10/07/2023.

Stakeholder bersama dengan warga Penghayat Kepercayaan

Tidak hanya dihadiri oleh warga Pasir Pogor saja, tapi mengundang warga-warga penghayat dari luar Pasir Pogor seperti kasepuhan Cicalung.

Baca Juga: Pakarang Adat Kecam Kasus Bullying Siswa Penghayat Kepercayaan di Cikampek

Selain warga Pasir Pogor acara tersebut dihadiri oleh aparat pemerintahan, yang diwakili oleh Sekdes Mekar Saluyu, kemudian dihadiri juga oleh organisasi adat dan budaya Pakarang Adat RI, yang dihadiri oleh Panglima Utama Pakarang Adat RI (Ketua Umum) beserta kepengurusan.

Dalam kesempatan itu Sekdes Desa Mekar Jaya mengulas sedikit sejarah mengenai wilayah Pasir Pogor, dan sesepuh yang berada di Pasir Pogor pada tempo dulu.

Baca Juga: Klarifikasi RT Mengenai Tagihan 100 Juta Sapi Kurban Dewi Perssik

Sura ini adalah memperingati tahun Saka Sunda yang sudah berangka tahun 1956. Menurut Sekdes tahun saka Sunda ini harus dijadikan acuan untuk perhitungan tanggal, dan untuk menentukan ilmu astronomi dengan memakai angka taun Saka.

Dalam saka Sunda ada perhitungan dan keyakinan dalam menentukan alur kehidupan di wilayah Pasir Pogor, khususnya.

Kebiasaan warga penghayat dalam memperingati satu Sura dari mulai menyanyikan Indonesia Raya, sampai membuka mengenai Candra Sangkala yang membahas mengenai filosofi dari angka taun 1956.

Filosofi Sura dalam tradisi Sunda adalah ‘tutup tahun nanggal bulan’, tutup hal hal yang tidak baik di masa lalu dan direncana kan kembali hal hal yang baik pada masa kini dan masa depan.

(Dang Gun Gun Suyansyah).

Halaman:

Editor: Faisal Nugraha

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Apresiasi Warga Ciamis pada BRI atas Kredit Fiktif

Rabu, 16 Agustus 2023 | 14:41 WIB

Terpopuler

X