NGAMPRAH, nuansasinar.com -Pemerintah Kabupaten Bandung Barat terus berusaha maksimal menangani kasus PMK sejak memasuki wilayahnya pada 21 Mei 2022.
Pelaksana tugas (Plt) Bupati Bandung Barat, Hengki Kurniawan berkata, berdasarkan data dinas Perikanan dan Ternakan (Dispernakan) KBB berkata, sebanyak 14,362 ekor ternakan terpapar FMK.
Baca Juga: Tim Penggerak PPK KBB Menggelar Lembang Fashion Week Dengan Tema Kebaya Goes TO Unesco 2022
"Jumlah populasi ternak di Kabupaten Bandung Barat mencapai 284.463 ekor. Jumlah tersebut terdiri dari 38.000 ekor sapi, 15.069 ekor kambing, 230.698 ekor domba dan 693 ekor kerbau," ujarnya, kamis (4/8).
Tambahnya, kasus PMK di Kabupaten Bandung Barat pertama kali terdeteksi masuk di wilayahnya pada 21 Mei 2022. Penularan pertama berlaku di Desa Padaasih dan merebak ke 15 kecamatan lain.
“Permintaan Bandung Barat untuk memenuhi sapi potong dan bibit sapi perah cukup tinggi sehingga sangat sulit untuk tidak memasukan hewan ternak dari daerah lain,” katanya.
Baca Juga: Pelantikan Ketua Forum Cipendeuy KBB Tingkat Kecamatan
Pihaknya juga berusaha memaksimalkankan vaksinasi sebagai usaha pencegahan FMK berkembang dan memudahkan bantuan ternakan yang mati dan disembelih akibat terkena FMK.
"Vaksinasi terhadap ternakan dijangka mampu mencegah dan menghentikan penularan FMK. KBB menerima 26,200 dos bantuan vaksin daripada pemerintah Pusat melalui Kerajaan Provinsi Jawa Barat," katanya.
Artikel Terkait
Tim Penggerak PPK KBB Menggelar Lembang Fashion Week Dengan Tema Kebaya Goes TO Unesco 2022
Delegasi Helsingborg Terkesan dengan Inovasi Randu Basah
Pemerintah Kabupaten Pangandaran Tertibkan Perahu Nelayan Pesisir Pantai Barat
Dandim 0819 Resmikan Pembangunan Jambanisasi
Ayu Aulia Dilarikan ke IGD Jelang Pemeriksaan Sebagai Tersangka